Kajian Tentang Sipramin


             SIPRAMIN singkatan dari SISA PROSES ASAM AMINO.

      SIPRAMIN adalah sisa fermentasi asam amino (glutamate dan L- lysine) merupakan bahan organik cair yang berasal dari hasil samping pembuatan penyedap masakan (monosodium glutamate atau MSG), dari bahan baku tetes tebu. SIPRAMIN dapat digunakan sebagai salah satu pupuk karena mengandung unsur hara makro N, P, K, Ca, Mg dan beberapa unsur mikro seperti Cu, dan Zn selain unsur lainnya. (Mulyadi dan Lestari, 1993; Tim Ahli Bimas Jawa Timur, 1995). Selain itu, SIPRAMIN mengandung bahan organik cukup tinggi (8,1 12,7%) sehingga dapat dimanfaatkan untuk menambah bahan organik tanah (Sofyan et al.,1997).
 
Unsur hara dalam SIPRAMIN yang paling penting adalah Nitrogen. Karena unsur ini sangat diperlukan tanaman. SIPRAMIN mengandung Nitrogen cukup tinggi yaitu berkisar antara 4,92–6,12% (Soeparmono et al., 1998) sampai 5,04–6,92 (Arifinet al., 1998). Dalam proses pembuatan SIPRAMIN, sisa pengolahan proses fermentasi dinetralkan sampai pH 6-7, diperkaya dengan unsur nitrogen (N), dan dipasarkan sebagai pupuk cair.
 
STANDARISASI SIPRAMIN DALAM SNI 02.4958.2006  

Syarat mutu :
Pengemasan :
Produk dikemas dalam wadah yang tertutup rapat, tidak   dipengaruhi dan mempengaruhi isi, aman selama   penyimpanan dan pengangkutan.
 
Penelitian pemupukan SIPRAMIN dalam budi daya tebu telah dilakukan di Pasuruan, Kediri, dan Jember (Premono et al., 2001). Pada penelitian tersebut telah dicoba pengaruh takaran empat macam SIPRAMIN dari baku (3.500 Ltr per Ha) sampai berlebihan (32.000 Ltr per Ha) terhadap bobot tebu dan potensi rendemen pada plant cane (PC), keprasan 1 (R1), keprasan 2 (R2) dan keprasan 3 (R3) pada percobaan di Pasuruan (Inceptisols), Kediri (Entisols) dan Jember (Inceptisols) menemukan bahwa di Pasuruan, pada perlakuan 28.000-32.000 Ltr per Ha terjadi penurunan bobot tebu keprasan 2 dan keprasan 3.Peningkatan tebu akibat takaran SIPRAMIN diikuti pula dengan persen kerobohan yang tinggi, yang pada akhirnya memacu pertumbuhan sogolan.
 
 Upaya menghitung potensi rendemen dihitung dengan cara perkalian nilai nira NPP (nilai perahan  pertama) dengan faktor rendemen. Pada perlakuan SIPRAMINberlebihan, potensi kehilangan rendemen mencapai 24-42%. Perbedaan yang cukup besar dari nilai potensi rendemen terhadap rendemen nyata pada perlakuan SIPRAMIN berlebihan dapat disebabkan oleh kualitas nira yang kurang baik, yakni dengan adanya unsurunsur bukan sukrosa seperti gula reduksi dan amilum, yang akan mempengaruhi dalam pengolahan di pabrik.

PENGARUH SIPRAMIN TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH


Pemberian SIPRAMIN secara terus-menerus (enam kali pertanaman) pada takaran 2.500–5.000 Ltr per Ha dapat menurunkan pH tanah antara 0,2-0,4 poin dibanding dengan kontrol.
 Pemberian SIPRAMIN secara berlebihan juga menyebabkan berkurangnya Ca2+ dan Mg2+ tanah. Penurunan ini sejalan dengan penurunan pH tanah, terutama terjadi pada pemberian SIPRAMIN 2-8 kali takaran baku. Pemberian SIPRAMIN secara terus-menerus selama 4 tahun tidak menyebabkan akumulasi Na+ dalam tanah. Hal tersebut diduga sebagian natrium diserap oleh tanaman karena merupakan unsur hara mikro.
 
PENGARUH SIPRAMIN TERHADAP SIFAT FISIKA TANAH 


Hati-hati menggunakan pupuk cair hasil SIPRAMIN(sisa proses asam amino), karena efeknya menyebabkan struktur tanah pertanian menjadi kritis. Ir Suyono MS, pakar Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jember, melakukan penelitian secara intensif di tiga kabupaten eks Karesidenan Besuki. Yakni tanah di sekitar PG Semboro, Jatiroto-Lumajang, dan Glenmore-Banyuwangi.
      Khusus daerah Jember, penelitian dilakukan di Kecamatan Sumberbaru, Bangsalsari, Rowotengah, Gumukmas, Rambipuji, Tempurejo dan Ledokombo. Hasilnya, rata-rata tanah itu mengandung Natrium (Na) lima kali lebih besar daripada tanah yang tidak diberi pupuk cair.
Pupuk cair dari sipramin merusak struktur tanah”
begitu kesimpulan Ir Suyono.
 
PENGARUH SIPRAMIN TERHADAP SIFAT BIOLOGI TANAH

   Premono et al (2001) menjelaskan bahwa pada tahun pertama pemberian SIPRAMIN 4-8 kali takaran baku menyebabkan populasi mikroba mengalami penurunan, hal ini diduga awalnya terjadi peledakan populasi mikroba dalam tanah yang menyebabkan kompetisi ruang dan nutrisi sehingga pada akhirnya menurunkan populasi mikroba.
 
  Selain fenomena kompetisi, penurunan populasi ini dapat disebabkan oleh terjadi akumulasi cairan yang bisa menimbulkan plasmolisis dan munculnya senyawa organik karena dekomposisi secara anaerobik terutama pada tanah bertekstur halus.



Pengaruh Pemupukan SIPRAMIN selama 3 Musim Terhadap Tanaman Pangan & Dampaknya Terhadap Sifat KimiaTanah (Sofyan A.; Sri Adiningsih, J.; Abdurachman, A.)
Penelitian :
Menggunakan Sipramin, urea dan urea + ZA pada dosis 2500. Sampai 5000L/ha dibarengi dengan pemupukan P dan K.
Hasil :
Produksimenunjukkan angka yang sama antara perlakuan sipramin urea atau Urea + ZA pada dosis N yang sama.
Dampak :
Pemberian Sipramin, urea atau urea + ZA setelah 3 musim tanam cenderung menurunkan pH.


Efisiensi Penggunaan Nitrogen Tanaman Tebu Keprasan yang Disiram Sipramin (Rusprasit Y./UNMER, M. Edi Premono/ P3GI, Syekhfani dan Lily Agustina/Unibraw)
 
Penelitian :
  Mempelajari status dan efisiensi penggunaan nitrogen pada sipramin sekaligus mempelajari pengaruh dua macam sipramin terhadap pertumbuhan tebu keprasan ketiga dibanding pemupukan dengan amonium sulfat.
Hasil :
Pada umur enam bulan setelah kepras tidak terdapat perbedaan pertumbuhan antara tanaman tebu yang dipupuk Bagitani maupun Orgami. Tidak terdapat perbedaan rendemen antara tebu yang dipupuk Sipramin atau amonium sulfat, tetapi rendemen terendah sebesar 4,76 % terdapat pada pemupukan dengan Sipramin dosis tinggi. Peningkatan dosis Sipramin melebihi dosis normal tidak nyata meningkatkan kristal gula.
Dampak :
Efisiensi penggunaan nitrogen semakin berkurang dengan semakin tingginya dosis pemupukan Sipramin


 
- Meskipun memiliki kandungan C-organik dan N-total cukup tinggi, penggunaan SIPRAMIN menimbulkan pro kontra karena selain sebagai sumber hara, SIPRAMIN juga berpotensi merusak tanah.
- Pemupukan selama 10 musim tanam terus-menerus pada tanaman pangan menyebabkan pH (keasaman tanah) turun 0,3-0,4 unit pH (Suara Merdeka, 2003).
- Dampak negatif lain yang merugikan seperti terjadinya peristiwa kompaksi tanah dan dispersi liat pada kondisi tanah jenuh akan muncul apabilaSIPRAMIN digunakan secara berlebihan (Dinas Perkebunan Jawa Timur, 2008a).
- Pengalaman juga menunjukkan penggunaan SIPRAMIN mengakibatkanberat tebu susut 30 persen pada 12 jam setelah tebang. Susut rendemen 40-50 persen dan akhirnya susut hablur 40-45 persen
 


DAFTAR PUSTAKA
Dinas Perkebunan Jawa Timur, 2008
Harian Kompas, 2005
Harian Suara Merdeka, 2003
Hasil Minggu Pagi Online, Saturday, 25 October 2003 14:19
Hasil Penelitian Ea Kosman Anwar dan Husein Suganda tentang Pupuk Limbah Industri
Hasil Penelitian Rusprasita, UNMER, M. Edi Premono P3GI dan Lily Agustina UNIBRAW
Hasil Penelitian Sofyan, Sri Adiningsih dan Abu Rahmat tentang sipramin

PEMBIBITAN SISTEM "SINGLE BUD"


tebu manten

PETIK TEBU

AKLIMATISASI




tebu "MSB" 2010 di pg. assembagoes

kunjungan kebun tim pkp

Copyright © 2010 N-11 Wiltim All rights reserved.
Supported By Litbang PG Assembagoes, PG Pradjekan, PG Pandji, PG Olean, PG Wringin Anom